Kita telah mengetahui bahwa profesi perawat memiliki resiko besar yang akan dihadapai, yaitu resiko untuk tertular penyakit. Perawat yang berperan sebagai pejuang lini depan pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat.
Ibarat prajurit yang bertempur di lini depan sebuah pertempuran, perawat itu berisiko terkena “granat”, “ranjau” bahkan “rudal” sekalipun. Kalau seorang prajurit konon sangat banyak bekal sebelum ke lini depan kancah pertempuran. Dari fisik yang digembleng, helm anti peluru, rompi anti peluru, amunisi yang seabreg untuk pertahanan diri dari bayonet, geranat, sampai senapan otomatis.
Perawat maju ke garis depan “pertempuran” dengan risiko yang tidak kalah dahsyatnya bila terkena ranjau darat yaitu infeksi menular berbekal “amunisi” sarung tangan, masker, alat pelindung diri lain dan pengetahuan tentang pengendalian dan pencegahan infeksi. Cukupkah? Belum … tentunya harus dibekali dengan kondisi badan yang fit, dukungan nutrisi yang cukup, pengendalian infeksi dan lingkungan dukungan manajemen serta dukungan kesehatan yang memadai.. dan sebagainya ..
Medan pengabdian perawat adalah “medan bersiko” dan “berbahaya”, kelelahan, stress dan tuntutan pelayanan adalah “musuh internal” yang dapat menggerogoti daya tahan tubuh manusia siapapun termasuk perawat.
Kalau seorang prajurit terluka di medan tempur.. pantaskah disalahkan karena seorang prajurit di medan perang adalah berisiko untuk terluka bahkan mati di medan laga.
Kalau seorang perawat sampai terinfeksi suatu penyakit di medan pengabdiannya… pantaskah untuk di salahkan ?
Itu adalah risiko perjuangan yang harus diminimalkan oleh kita semua, itu adalah hal harus kita cegah supaya tidak pernah terjadi. Kalau hal tersebut sampai terjadi adalah bagaimana kita (termasuk manajemen) untuk bertanggung jawab “merawat” dan peduli dengan sebaik-baiknya. Tentunya dukungan “amunisi penuh” (sampai urusan bantuan biaya pengobatan) sangat dibutuhkan.
Pertanyaannya adalah sudah memadaikah amunisi bagi pasukan lini depan pelayanan kesehatan ini, sudah memadaikah “garansi” kalau pejuang lini depan (perawat) ini sampai “terluka” ? Bila seorang prajurit (tentara) terluka terkena ranjau misalnya, dukungan satuannya sangat peduli terhadap anak buahnya. Suatu hal yang patut kita contoh..
Kita harus peduli dan kita harus memikirkan bagaimana “amunisi” bagi pejuang kita supaya sangat memadai, kita juga harus memikirkan “garansi” ataupun jaminan yang sebaik-baiknya bila kondisi yang tidak diinginkan tersebut terjadi.
Karena saya, anda, dan (perawat) semuanya berisiko untuk terkena “ranjau” di medan pengabdian ini… Semoga kita terhindar dari “ranjau-ranjau” berbahaya ini.
(diambil dari: banyumasperawat.wordpress.com, dengan perubahan)
Rabu, Agustus 20
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar